Senin, 30 November 2009

Frankfurt

Climate

Frankfurt
Climate chart
J F M A M J J A S O N D
58
3
-2
44
5
-1
38
11
2
44
16
6
55
20
9
73
23
13
70
25
15
76
24
14
57
21
11
52
14
7
55
8
3
54
4
0
average max. and min. temperatures in °C
precipitation totals in mm
source: BBC Weather Centre [5]

Bakuya Climate

Climate

During Soviet times, Baku was a vacation destination where citizens could enjoy beaches or relax in now-dilapidated spa complexes overlooking the Caspian Sea. The climate is hot and humid in the summer, and cool and wet in the winter. During the winter gale-force winds sweep through on occasion, driven by masses of polar air (strong northern winds Khazri and southern Gilavar are typical here); however, snow is rare at 28 m below sea level, and temperatures on the coast rarely drop to freezing. The average annual temperature of Baku and that of the Earth differ by less than 0.1°C (0.2°F): it is 14.2 °C (57.6 °F).[15] The southwestern part of Great Baku is a more arid part of Azerbaijan (precipitation here is less than 150 mm (6 in) a year). In the vicinities of the city there are a number of mud volcanoes (Keyraki, Bogkh-bogkha, Lokbatan and others) and salt lakes (Boyukshor, Khodasan etc.).


[hide]Weather data for Baku
Month Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Average high °C (°F) 6
(43)
6
(43)
9
(48)
16
(61)
22
(72)
27
(81)
31
(88)
29
(84)
26
(79)
19
(66)
13
(55)
9
(48)
Average low °C (°F) 2
(36)
2
(36)
4
(39)
9
(48)
14
(57)
19
(66)
22
(72)
23
(73)
19
(66)
13
(55)
8
(46)
4
(39)
Precipitation mm (inches) 20
(0.79)
20
(0.79)
20
(0.79)
17
(0.67)
17
(0.67)
7
(0.28)
2
(0.08)
5
(0.2)
15
(0.59)
25
(0.98)
30
(1.18)
25
(0.98)
Source: Weather.com[16] 2008

Jumat, 13 November 2009

Respirometer Ganong

Respirometer

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Respirometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur rata-rata pernapasan organisme dengan mengukur rata-rata pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Hal ini memungkinkan penyelidikan bagaimana faktor-faktor seperti umur atau pengaruh cahaya mempengaruhi rata-rata pernapasan.

Respirometer sederhana

Respirometer sederhana.

Respirometer sederhana adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan pernapasan beberapa macam organisme hidup seperti serangga, bunga, akar, kecambah yang segar. Jika tidak ada perubahan suhu yang berarti, kecepatan pernapasan dapat dinyatakan dalam ml/detik/g, yaitu banyaknya oksigen yang digunakan oleh makhluk percobaan tiap 1 gram berat tiap detik.

Komponen

Respirometer ini terdiri atas dua bagian yang dapat dipisahkan, yaitu tabung spesimen (tempat hewan atau bagian tumbuhan yang diselidiki) dan pipa kapiler berskala yang dikaliberasikan teliti hingga 0,01 ml. Kedua bagian ini dapat disatukan amat rapat hingga kedap udara dan didudukkan pada penumpu (landasan) kayu atau logam. ghftyjdprojtdrjypodsjsdglkdfpogkdfgkdr;tdrt

[sunting] Prinsip kerja

Alat ini bekerja atas suatu prinsip bahwa dalam pernapasan ada oksigen yang digunakan oleh organisme dan ada karbon dioksida yang dikeluarkan olehnya. Jika organisme yang bernapas itu disimpan dalam ruang tertutup dan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh organisme dalam ruang tertutup itu diikat, maka penyusutan udara akan terjadi. Kecepatan penyusutan udara dalam ruang itu dapat dicatat (diamati) pada pipa kapiler berskala.

Cara melakukan eksperimen

Spesimen yang akan digunakan dalam penyelidikan ini sebaiknya dipilih yang masih segar atau lincah. Tabung spesimen dipisahkan dari bagian yang berskala dan kedalamnya dimasukkan zat pengikat CO2. Biasanya digunakan KOH kristal yang kemudian ditutup dengan kasa atau kapas agar tidak tercecah oleh spesimen yang diselidiki. Sebagai pengikat CO2 dapat juga digunakan larutan pekat KOH yang diserapkan pada kertas pengisap. Setelah itu spesimen dimasukkan ke dalam tabung dan tabung ditutup dengan bagian yang berskala rapat-rapat. Untuk mengetahui penyusutan udara dalam tabung, pada ujung terbuka pipa berskala diberi setetes air (lebih baik berwarna misalnya eosin). Tetes air ini akan bergerak ke arah tabung spesimen karena terjadinya penyusutan volum udara dalam ruang tertutup (tabung spesimen) sebagai akibat pernapasan, yaitu O2 diserap, CO2 dihembuskan tetapi lalu diserap oleh KOH. Kecepatan tetes air itu bergerak ke dalam menunjukkan kecepatan pernapasan organisme yang diselidiki. Perhitungan dilakukan untuk memperoleh angka kecepatan respirasi hewan/organisme tertentu dalam ml tiap satuan waktu. Data yang diambil adalah: lama pernapasan (misalnya dapat diambil tiap 5 menit sekali atau 10 menit sekali) dan jarak yang ditempuh oleh tetes air bergerak. Jika nilai skala pada pipa kapiler tertera 0,1 --- 0,2 dan seterusnya, dan jarak itu dibagi menjadi 5 bagian, maka berarti 1 skala bernilai 0,02 ml.

Perlu diperhatikan

  • Keberhasilan percobaan/eksperimen ini tergantung tergantung pada bocor tidaknya alat. Disarankan hubungan antara tabung dan bagian berskala diolesi dengan vaselin lalu diputar-putar.
  • Perubahan suhu udara (bila menjadi panas) menyebabkan titik air yang sudah bergerak ke arah tabung dapat bergerak kembali ke arah luar. Oleh karena itu sebaiknya percobaan diadakan dalam waktu perubahan suhu tidak besar. Sebaliknya bila suhu menurun, tetes air cepat bergerak ke arah tabung spesimen.
  • Sebelum disimpan, spesimen hewan dikembalikan ke tempatnya dan KOH yang biasanya meleleh segera dikeluarkan dan tabung dicuci bersih. Jika kurang bersih dan tabung tertutup, maka akan terjadi respirometer tak dapat dibuka lagi, karena merekat oleh KOH.

Respirometer ganong

Respirometer ganong.

Respirometer ganong adalah alat yang dapat digunakan untuk menentukan angka respirasi (RQ = Respiratory Quotient) secara kuantitatif dalam suatu peristiwa pernapasan. Tergantung pada substrat yang digunakan, harga RQ dapat sama dengan 1, lebih dari 1 atau kurang dari 1. Harga RQ adalah harga perbandingan CO2 yang dihasilkan dalam penapasan dengan O2 yang digunakan dalam pernapasan tersebut.

Prinsip kerja

  • Dalam pernapasan, organisme yang diselidiki menyerap O2 dari udara dan menghembuskan CO2 ke dalam udara.
  • Sejumlah udara tersebut tersimpan dalam penyungkup (ruang) yang kedap udara.
  • Dapat diserapnya CO2 oleh KOH.
  • Sebagai pembanding perlu digunakan zat cair lain pengisi respirometer yang tidak dapat mengikat CO2.
  • Perlunya koreksi volum dan tekanan udara tersisa terhadap perubahan suhu dan tekanan pada awal dan akhir pengamatan.

[sunting] Komponen fungsional

Bagian-bagian alat yang penting ialah: tabung berturup yang volumnya kurang lebih 100 ml, bagian yang menggembung sampai pada lehernya bervolum 75 ml + 2 ml merupakan lekukan kecil untuk menyimpan spesimen yang diselidiki RQnya, yaitu biji-biji yang berkecambah. Pada tutup terdapat lubang kecil untuk menghubungkan atau memutuskan hubungan udara dalam tabung dan udara luar. Pipa bagian bawah berskala mulai dari 75 ml hingga 100 ml; di bawah skala 100 ml masih tersedia ruang kurang lebih 10 ml, dan dihubungkan dengan pipa karet dengan pipa kaca yang berujung terbuka. Pipa ini dapat dinaik-turunkan pada waktu menyamakan permukaan zat cair pada kedua pipa.

Komponen pendukung

Standar dan penjepit respirometer ganong adalah alat untuk menjepit kedua tabung respirometer ganong sehingga kedua tabung berdiri tegak. Alat ini terdiri dari sebuah statif dan 3 buah penjepit dari besi. Masing-masing penjepit itu mempunyai 2 alat pemegang. Pemegang di bagian tengah untuk menjepit statif dan yang dibagian ujungnya untuk menjepit tabung-tabung respirometer yang dipasang pada standar tersebut.

Cara kerja

Biji-biji yang akan digunakan dalam percobaan atau eksperimen dikecambahkan dulu. Dalam keadaan terbuka respirometer diisi larutan KOH sampai batas tersisa 100 ml. Kecambah disimpan pada lekukan 2 ml. Tutup dipasang dengan lubang menghadap keluar. Permukaan zat cair diatur agar sama tinggi baru kemudian tutup diputar sehingga lubang terputus hubungannya dengan udara luar. Suhu awal (T1) dan tinggi barometer (P1) dicatat dan alat disimpan selama 2 x 24 jam (dengan harapan semua O2 sudah digunakan dan semua CO2 sudah diikat KOH). Alat ganong yang sebuah lagi dipersiapkan seperti yang pertama kecuali bahwa zat cair yang diisikan bukan KOH, melainkan zat cair lain yang tidak menyerap CO2 misalnya paraffin cair.

Kecambah yang digunakan

Kecambah yang biasa digunakan untuk berbagai substrat bisanya digunakan:

Perlu diingat bahwa biji-biji tersebut tidak murni yang mengandung satu macam zat substrat tetapi umumnya campuran dengan proporsi berbeda-beda.


dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Respirometer#Respirometer_ganong

Laporan!!!

Respirasi
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN
DISUSUN OLEH:
NAMA : BIOFAGRI A.R
NIM : 10604111
KELOMPOK :3
TANGGAL PERCOBAAN: 15 DAN 22 MARET 2006
TANGGAL PENYERAHAN: 29 MARET 2006
ASISTEN: ENDAH
LABORATORIUM FISIOLOGI HEWAN
PROGRAM STUDI BIOLOGI
SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2006
1
1. Tujuan
- Mengukur laju konsumsi oksigen pada jangkrik dengan menggunakan
mikrorespirometer
- Mengukur laju konsumsi oksigen pada laba-laba dengan menggunakan
mikrorespirometer
- Mengukur laju konsumsi oksigen pada ikan dengan menggunakan metode
Wingkler
- Mengukur laju konsumsi oksigen pada mencit dengan menggunakan
respirometer Scholander.
2. Teori Dasar
Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang diproduksi dan dipakai oleh
tubuh per satuan waktu (Seeley, 2002). Laju metabolisme berkaitan erat dengan
respirasi karena respirasi merupakan proses ekstraksi energi dari molekul makanan
yang bergantung pada adanya oksigen (Tobin, 2005). Secara sederhana, reaksi kimia
yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 → 6 CO2 + 6H2O + ATP
(Tobin, 2005).
Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen
yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena
oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui)
untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya juga. Akan tetapi, laju
metabolisme biasanya cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen.
Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi oksigen antara lain temperatur,
spesies hewan, ukuran badan, dan aktivitas (Tobin, 2005).
Laju konsumsi oksigen dapat ditentukan dengan berbagai cara, antara lain dengan
menggunakan mikrorespirometer, metode Winkler, maupun respirometer Scholander.
Penggunaan masing-masing cara didasarkan pada jenis hewan yang akan diukur laju
konsumsi oksigennya.
Mikrorespirometer dipakai untuk mengukur konsumsi oksigen hewan yang
berukuran kecil seperti serangga atau laba-laba. Alat ini terdiri atas syringe, kran 3
arah, tabung spesimen, dan tabung kapiler berskala.
2
Tabung kapiler
Syringe
A
B
C
Kran 3 arah
Tabung spesimen
Kawat kasa
Gambar 1. Mikrorespirometer
Metode Winkler merupakan suatu cara untuk menentukan banyaknya oksigen
yang terlarut di dalam air (Anonim, wikipedia.org). Dalam metode ini, kadar Oksigen
dalam air ditentukan dengan cara titrasi. Titrasi merupakan penambahan suatu larutan
yang telah diketahui konsentrasinya (larutan standar) ke dalam larutan lain yang tidak
diketahui konsentrasinya secara bertahap sampai terjadi kesetimbangan (Chang, 1996).
Dengan metode Wingkler, kita dapat mengetahui banyaknya oksigen yang
dikonsumsi oleh hewan air seperti ikan. Susunan alat yang digunakan untuk
mengukur respirasi ikan diperlihatkan pada gambar 2.
Saluran masuk Saluran keluar
Gambar 2. Alat untuk mengukur respirasi ikan
Respirometer Scholander digunakan untuk mengukur laju konsumsi oksigen
hewan-hewan seperti katak atau mencit. Alat ini terdiri atas syringe, manometer,
tabung spesimen, dan tabung kontrol.
syringe
Tabung spesimen
Tabung kontrol
manometer
Gambar 3. Respirometer Scholander
3
3. Metode dan Tata Kerja
3.1 Mikrorespirometer
Semua komponen dari mikrorespirometer disusun seperti pada gambar 1. Lalu,
kapas kecil dimasukan ke dalam tabung spesimen dan ditetesi dengan larutan KOH
20% hingga jenuh. Setelah itu, kawat kasa dimasukan ke dalam tabung spesimen,
kemudian hewan percobaan (jangrik atau laba-laba) yang telah diukur beratnya
dimasukan ke dalamnya juga. Kran tiga saluran diatur agar saluran antara syringe dan
tabung spesimen (A dan C) terbuka. Setelah itu, kran diatur lagi agar saluran A
tertutup, sedangkan saluran B dan C terbuka. Kemudian larutan Brodie dimasukan
secara perlahan ke dalam tabung kapiler berskala secara perlahan hingga panjangnya
mencapai kira-kira 1 cm. Setelah itu, pergeseran posisi larutan Brodie dapat diamati
dan dicatat.
Jika tetesan Brodie telah bergerak mencapai panjang maksimum dari tabung
kapiler berskala, maka tetesan tersebut dapat dikembalikan ke posisi semula. Kran
diatur agar saluran A dan B terbuka (saluran C tertutup). Kemudian syringe ditekan
dengan hati-hati, dan tetesan Brodie akan terdorong kembali ke posisi awal.
Saat pengamatan sudah selesai dilakukan, perlu dilakukan kalibrasi untuk
mengetahui volume skala yang tertera pada tabung. Mula-mula kran 3 saluran diatur
ke posisi B agar saluran A dan C terbuka. Plunger dari syringe kemudian ditekan
hingga habis. Setelah itu, kran 3 saluran diatur ke posisi C agar saluran A dan B
terbuka, lalu plunger dari syringe ditarik hingga skala 0,5 ml. Banyaknya skala yang
dilewati oleh larutan Brodie dalam tabung kapiler merupakan volume udara sebanyak
0,5 ml.
3.2 Metode Winkler
Botol percobaan atau erlenmeyer dengan volume 2 liter disusun seperti pada
gambar 2. Botol kemudian diisi dengan air secukupnya, dan ikan yang telah diukur
beratnya dapat dimasukan ke dalamnya. Setelah itu botol ditutup dan air dialirkan ke
dalamnya melalui saluran masuk (SM) hingga melimpah keluar melalui saluran keluar
(SK). Dalam melakukan hal ini, gelembung udara diusahakan agar tidak terbentuk.
Air dibiarkan mengalir untuk beberapa saat, dan selama itu ikan dibiarkan untuk
melakukan penyesuaian diri. Selain itu, untuk mengurangi gangguan terhadap ikan
akibat aktivitas manusia di sekitarnya, sekeliling botol diberi penutup.
4
Air yang keluar dari SK ditampung ke dalam botol Winkler 250 ml. Pembentukan
gelembung dan percikan air sebisa mungkin dihindari. Air dibiarkan meluap beberapa
saat, kemudian botol Winkler ditutup tanpa ada gelembung udara. Setelah itu, ujung
SM dan SK segera ditutup. Kadar Oksigen di dalam botol Winkler ini ditentukan
dengan titrasi Winkler sebagai kadar oksigen pada t=0. 30 menit setelah t=0, klem
penjepit SM dan Sk dibuka, lalu air dari SK segera ditampung ke dalam botol Winkler
lain, dan kadar oksigennya diukur dengan metode yang sama.
Dalam metode titrasi Winkler, pertama-tama air di dalam botol Winkler
ditambahkan dengan 1 ml larutan MnSO4. Penambahan dilakukan dengan memasukan
ujung pipet ukur ke dasar botol. Dengan cara yang sama, larutan KOH-KI dimasukan
sebanyak 1 ml. Botol Winkler kemudian ditutup kembali dengan menghindarkan
terjadinya pembentukan gelembung udara. Setelah itu, botol dibolak-balik selama 5
menit agar terjadi pengikatan Oksigen secara sempurna. Setelah terjadi endapan, botol
dibiarkan selama kira-kira 20 menit agar endapan yang terbentuk terkumpul di dasar
botol. Setelah itu, 2 ml larutan di permukaan atas botol dibuang, dan selanjutnya
larutan di dalam botol ditambahkan dengan 1 ml H2SO4 pekat. Botol ditutup kembali,
lalu dibolak-balik hingga larutan menjadi berwarna kuning coklat dan seluruh
endapan larut. Sebanyak 100 ml larutan kemudian dipindahkan ke dalam labu titrasi
(erlenmeyer).
Titrasi 100 ml larutan di dalam erlenmeyer dilakukan dua kali (duplo) dengan
menggunakan larutan Na2S2O3 hingga terjadi perubahan warna larutan menjadi
kuning muda. Setelah itu, larutan amilum 1% ditambahkan ke dalam erlenmeyer
sebanyak 4-5 tetes sehingga warna larutan menjadi biru tua. Kemudian titrasi
dilanjutkan kembali hingga warna biru tepat hilang.
3.3 Respirometer Scholander
Komponen respirometer Scholander disusun seperti pada gambar 3. Kapas
kemudian dimasukan ke dalam botol spesimen lalu ditetesi dengan KOH 20% sampai
jenuh. Setelah itu, kasa plastik diletakan di atas kapas, kemudian mencit yang telah
diukur beratnya dimasukan ke dalam botol spesimen tersebut. Mencit yang baru
dimasukan ke dalam botol spesimen didiamkan dulu selama beberapa saat agar
beradaptasi dengan lingkungan barunya. Setelah itu, syringe ditekan sedikit demi
sedikit untuk melihat kerja dari larutan Brodie pada manometer U berskala. Syringe
ditekan kembali setiap interval 2 menit. Pergerakan larutan Brodie pada manometer
5
dicatat, dan laju konsumsi oksigen dapat dihitung. Percobaan ini dilakukan sebanyak
tiga kali (triplo).
4. Hasil Pengamatan dan Pengolahan Data
4.1 Respirasi Pada Jangkrik
Berat jangkrik : 0,7854 gr
Waktu (menit) Perubahan skala
5 2.5 skala
10 0.2 skala
15 0.01 skala
Jumlah 2.71 skala
Rata-rata 0.9033 skala
Kalibrasi: 0.5 ml ∼15.5 skala maka 1 skala = 0.5/15.5 = 0.0322 ml
V rata-rata = 0.9033 skala x 0.0322 ml
= 0.0291 ml
Jadi, laju konsumsi O2 = 0.0291 mL/ 0,7854 gram / (15/60)Jam
= 0.1482 mL/gram/jam
4.2 Respirasi Pada Laba-laba
Berat laba-laba = 1,48 gram
Percobaan pertama:
Waktu (menit) Perubahan skala
5 7,8 skala
10 2,5 skala
15 1,6 skala
20 1,3 skala
Jumlah 2.71 skala
Rata-rata 3,3 skala
6
Percobaan kedua (duplo)
Waktu (menit) Perubahan skala
5 2,5 skala
10 0,6 skala
15 0,3 skala
20 0,6 skala
Jumlah 4 skala
Rata-rata 1 skala
Kalibrasi: 1 ml = 18,5 skala, maka satu skala = 1/18,5 = 0,054 ml
Rata-rata konsumsi oksigen dari percobaan pertama dan duplo = 3,3 skala + 1
skala / 2 = 2,15 skala
Jadi, volume oksigen yang dikonsumsi adalah 2,15 skala x 0,054 ml = 0,1161 ml
Oleh karena itu, laju konsumsi O2 = 0,1161 ml/1,48gr/(20/60)jam
= 0,235 ml/gr/jam
4.3 Respirasi Pada Ikan
Berat ikan = ...... gr
Pada saat T0:
∆ml Penampakan
2 Warna kuning tua berubah menjadi kuning muda
pertama
3,5 Dari biru (karena amilum) menjadi bening
jumlah 5,5
1,5 Warna kuning tua berubah menjadi kuning muda
duplo
1,4 Dari biru menjadi bening
jumlah 2,9
Rata-rata volume Na2S2O3= 8,4/2 = 4,2 ml
Volume O2 di dalam tabung = 1⁄4 volume Na2S2O3
= 1⁄4 x 4,2 ml
= 1,05 ml
7
Pada saat T30
∆ml Penampakan
pertama 1,1 Warna kuning tua berubah menjadi kuning muda
1,7 Dari biru (karena amilum) menjadi bening
jumlah 2,8
duplo 1,15 Warna kuning tua berubah menjadi kuning muda
1,2 Dari biru menjadi bening
jumlah 2,35
Rata-rata volume Na2S2O3= 2,575/2 = 1,2875ml
Volume O2 di dalam tabung = 1⁄4 volume Na2S2O3
= 1⁄4 x 1,2875 ml
= 0,321875 ml
Jadi, oksigen yang dikonsumsi oleh ikan adalah V0 – V30 = 1,05 ml – 0,321875 ml
= 0,728125 ml
Oleh karena itu, laju konsumsi O2 = 0,728125 ml/15gr/(30/60)jam
= 0,0971 ml/gr/jam
4.3 Respirasi Pada Mencit
kelompok 2
• Berat mencit : 20.1 gram
• Volume O2 : 2.5 mL
• t1 : 1 menit 10 detik
t2 : 1 menit 6 detik
t3 : 54 detik
t rata-rata : 63.33 detik
: 63.33 / 3600 jam
:0,0176 jam
Jadi, V konsumsi O2 = 2.5 mL / 20.1 gram / 0,0176 jam
= 7.0669 mL/ gram /jam
kelompok 5
• Berat mencit : 21.3 gram
• Volume O2 : 2.5 mL
• t1 : 20 detik
t2 : 14 detik
8
t3 : 22 detik
t rata-rata : 18.67 detik
: 18.67 / 3600 jam
:0,0051 jam
Jadi, V konsumsi O2 = 2.5 mL / 21.3 gram / 0,0051 jam
= 23.0139 mL/ gram /jam
kelompok 7
• Berat mencit : 27.6 gram
• Volume O2 : 2.5 mL
• t1 : 1 menit 11 detik
t : 71 detik
: 71 / 3600 jam
: 0.0197 jam
Jadi, V konsumsi O2 = 2.5 mL / 27.6 gram / 0.0197 jam
= 4.5979 mL/ gram /jam
kelompok 9
• Berat mencit : 23.4 gram
• Volume O2 : 2.5 mL
• t1 : 83 detik
t2 : 88 detik
t rata-rata : 85.5 detik
: 85.5 / 3600 jam
:0.02375 jam
Jadi, V konsumsi O2 = 2.5 mL / 23.4 gram / 0,02375 jam
= 4.4984 mL/ gram /jam
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan laju konsumsi Oksigen yang
dilakukan oleh beberapa kelompok, rata-rata laju konsumsi oksigen mencit adalah
(7.0669 + 23.0139 + 4.5979 + 4.4984) / 4 = 9.794275 ml O2/gram/jam.
9
5. Pembahasan
Dalam percobaan ini, khususnya pada percobaan yang menggunakan
mikrorespirometer dan respirometer Scholander, digunakan KOH 20%. Fungsi dari
larutan ini adalah untuk mengikat CO2, sehingga pergerakan dari larutan Brodie
benar-benar hanya disebabkan oleh konsumsi oksigen. Adapun reaksi yang terjadi
antara KOH dengan CO2 adalah sebagai berikut:
KOH + CO2 → K2CO3 + H2O (Chang, 1996)
Selain KOH, Larutan Brodie juga merupakan komponen yang penting. Komponen
larutan Brodie adalah NaI, stergent, dan evan’s blue. NaI merupakan senyawa yang
sukar bereaksi, sehingga tidak akan timbul penyimpangan data yang didapat. Stergent
meruakan senyawa mirip detergent yang menyebabkan pergerakan larutan Brodie di
sepanjang pipa kapiler menjadi mudah karena tegangan permukaannya menjadi kecil.
Evan’s blue merupakan senyawa yang menyebabkan larutan Brodie berwarna biru.
Dalam melakukan pengukuran laju konsumsi Oksigen oleh ikan, dilakukan titrasi
Winkler. Air di dalam botol Winkler pertama-tama ditambahkan dengan 1 ml larutn
MnSO4 dan 1 ml larutan basa KOH-KI. Berdasarkan anonim (wikipedia.org), di
dalam susana basa, oksigen terlarut akan mengoksidasi ion mangan (II) menjadi
bentuk “trivalent” dengan reaksi sebagai berikut:
8OH-(aq) + 4Mn2+(aq) + O2(aq) + 2H2O(l) ───→ 4Mn(OH)3(s)
Mn(OH)3 merupakan endapan berwarna coklat kekuningan. Saat pengendapan
telah selesai, sedikit asam sulfat pekat ditambahkan ke dalam botol Winkler. Setelah
itu larutan di dalam botol dikocok hingga semua endapan larut. Suasana asam akan
menyebabkan Mn(OH)3 untuk mengubah ion iodida menjadi iodine dan dirinya akan
tereduksi kembali menjadi ion mangan (II). Reaksi kimia yang terjadi adalah sebagai
berikut:
2Mn(OH)3(s) + 2I-(aq) + 6H+(aq) ───→ 2Mn2+(aq) + I2(aq) + 6H2O(l)
Larutan yang berwarna kuning muda ini kemudian dititrasi dengan Natrium tiosulfat
(Na2S2O3). Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
2S2O32-(aq) + I2 ───→ S4O62-(aq) + 2I-(aq)
Dari persamaan stokiometri di atas, akan didapatkan bahwa:
1 mol O2─→ 4 mol Mn(OH)3─→2 mol I2
10
Oleh karena itu, akan didapatkan bahwa volume oksigen yang terlarut di dalam air
sama dengan 1⁄4 x volume yang terpakai dalam titrasi Na2S2O3.
Berdasarkan hasil perhitungan, didapat bahwa laju konsumsi oksigen pada
jangkrik sebesar 0.1482 mL/gram/jam, pada laba-laba 0,235 ml/gr/jam, pada ikan
0,0971 ml/gr/jam, dan pada mencit 9.794275 ml O2/gram/jam.
Berdasarkan literatur yang didapat, (Schmitz,2001), laju konsumsi oksigen oleh
laba-laba jenis Salcitus scenicus dalam keadaan istirahat dan suhu 25oC adalah 2,16
ml/gr/jam, sedangkan pada suhu 20oC adalah 1,86ml/gr/jam. Hasil pengukuran yang
didapat dari praktikum ini hanya sebesar 0,235 ml/gr/jam dalam suhu ruang (kira-kira
27 oC). Perbedaan yang sangat mencolok ini kemungkinan disebabkan karena laba-
laba yang digunakan dalam praktikum dengan laba-laba dari literatur berbeda jenis.
Perbedaan jenis ini tentu saja mengakibatkan perbedaan laju konsumsi oksigen,
karena perbedaan jenis tentu saja menunjukan perbedaan karakter morfologis seperti
ukuran tubuh, serta aktivitas yang dilakukan oleh masing-masing hewan tersebut.
Walaupun begitu, literatur menunjukan sesuatu mengenai laju konsumsi oksigen,
yaitu bahwa suhu mempengaruhi besarnya laju konsumsi oksigen. Hal ini berkaitan
dengan hukum Van’t Hoff, dimana Q10 = K (T+10) + K/T. Rumus ini menunjukan
bahwa kenaikan suhu, kecepatan reaksi akan bertambah besar sampai batas tertentu.
Hal ini berkaitan dengan kinetika reaksi, dimana panas akan menyebabkan energi
kinetik molekul menjadi bertambah besar, sehingga reaksi dapat berlangsung dengan
lebih cepat.
Berdasarkan Gordon (1977), laju konsumsi oksigen ikan mas (Ciprinus carpio)
adalah sebesar 0,14 ml/gr/jam saat inaktif, dan 0,255 ml/gr saat aktif. Laju konsumsi
oksigen oleh ikan yang didapat dari praktikum adalah sebesar 0,0971 ml/gr/jam. Lagi-
lagi didapatkan perbedaan, karena ikan yang dipakai pada praktikum bukan
merupakan ikan mas. Oleh karena itu, tidak dapat ditentukan apakah hasil yang
didapat dari praktikum ini sudah baik atau belum. Akan tetapi, literatur menunjukan
satu hal lagi yang berkaitan dengan laju konsumsi oksigen, yaitu aktivitas. Dapat
dilihat bahwa saat aktif, oksigen yang dikonsumsi akan lebih besar dibandingkan saat
inaktif. Hal ini dikarenakan pada saat aktif, sel-sel tubuh memerlukan lebih banyak
energi, dan karena itu lebih banyak oksigen.
Mencit merupakan hewan endoterm. Berbeda dengan hewan ektoterm yang laju
metabolismenya berubah-ubah sesuai suhu lingkungan, hewan endoterm cenderung
menjaga suhu tubuh yang konstan. Akan tetapi, mereka secara umum membutuhkan
11
lebih banyak energi untuk menjaga kekonstanan suhu tubuhnya yang cukup tinggi
tersebut. Berdasarkan Gordon (1977), dalam keadaan istirahat, seekor mencit
memiliki laju konsumsi oksigen sebesar 2,5 ml/gr/jam, sedangkan pada saat aktif
sebesar 20 ml/gr/jam. Hasil pengukuran yang didapat saat praktikum menunjukan
bahwa laju konsumsi oksigen oleh mencit adalah sebesar 9.794275 ml O2/gram/jam.
Hal ini menunjukan bahwa mencit ini tidak sedang berada dalam keadaan istirahat,
namun tidak dalam keadaan yang sangat aktif pula.
Berdasarkan pembahasan di atas, didapatkan beberapa faktor yang mempengaruhi
laju konsumsi oksigen, yaitu spesies hewan, suhu lingkungan (terutama bagi hewan
ektoterm), dan aktivitas. Selain ketiga hal tersebut, ukuran tubuh juga menentukan
besarnya laju konsumsi oksigen (Tobin, 2005). Untuk hewan endoterm, hewan yang
berukuran tubuh kecil akan memiliki laju konsumsi oksigen per unit massa yang lebih
besar dibanding hewan yang berukuran lebih besar.
6. Kesimpulan
- Laju konsumsi oksigen pada jangkrik adalah 0.1482 mL/gram/jam
- Laju konsumsi oksigen pada laba-laba adalah 0,235 ml/gr/jam
- Laju konsumsi oksigen pada ikan adalah 0,0971 ml/gr/jam
- Laju konsumsi oksigen pada mencit adalah 9.794275 ml O2/gram/jam
7. Daftar Pustaka
Chang, R. 1996. Essential Chemistry. Mc Graw Hill Company, Inc, USA.
Seeley, R.R., T.D. Stephens, P. Tate. 2003. Essentials of Anatomy and Physiology
fourth edition. McGraw-Hill Companies
Tobin, A.J. 2005. Asking About Life. Thomson Brooks/Cole, Canada.
Anonim. http://www.wikipedia.org.

Sssttt.... Ini lapran punya kak agri lho!!!


digilib.itb.ac.id/files/.../jbptitbpp-gdl-biofagriar-26421-1-lapprak-i.pdf

Minggu, 08 November 2009

Ternyata aku anak kreatif ya? Ngga tau nih.

Beberapa orang kreatif itu memang juga sekaligus gila, tapi tentu tidak semuanya. Rasanya kita tahu beberapa kisah mengenai tokoh-tokoh kreatif yang sebenarnya baik-baik saja, tapi pada awal karirnya dikira kurang waras atau pada masa kecilnya malah dianggap agak idiot. Hingga kini, bahkan ekspresi kekaguman kita terhadap manusia semacam ini berbentuk gelengan kepala yang menunjukkan sejumput rasa tidak percaya dan tidak mengerti. Apa yang membuat kita sulit sekali untuk memahami mereka? Menurut Mihaly Csikszentmihalyi, seorang pakar kreativitas yang telah 30 tahun meneliti kehidupan orang-orang kreatif, kesalahpahaman dalam menghadapi mereka sering timbul karena pada dasarnya individu yang kreatif memang memiliki kepribadian yang lebih kompleks dibanding orang lain. Jika kepribadian manusia biasa pada umumnya memiliki kecenderungan ke arah tertentu, maka kepribadian orang kreatif terdiri dari sifat-sifat berlawanan yang terus-menerus 'bertarung', tapi di sisi lain juga hidup berdampingan dalam satu tubuh.

Apa saja sifat-sifat kontradiktif mereka?

1. Orang-orang kreatif memiliki tingkat energi yang tinggi, tapi mereka juga membutuhkan waktu lama untuk beristirahat. Mereka tahan berkonsentrasi dalam waktu yang lama tanpa merasa jenuh, lapar, atau gatal-gatal karena belum mandi. Tapi begitu sudah selesai, mereka juga bisa menghabiskan waktu berhari-hari untuk mengisi ulang tenaga mereka; Di mata orang luar, mereka jadi terlihat seperti orang termalas di dunia.

2. Orang-orang kreatif pada umumnya juga cerdas, tapi di sisi lain mereka tidak segan-segan untuk berpikir ala orang goblok dalam memandang persoalan.

3. Orang-orang kreatif adalah orang yang playful, tapi mereka juga penuh disiplin dan ketekunan. Tidak seperti dewasa lainnya yang melihat dunia dengan kacamata super-serius, orang-orang kreatif memandang bidang peminatan mereka seperti taman ria. Mereka melakukan pekerjaannya dengan begitu antusias sehingga terkesan seperti sedang bermain-main, padahal sebenarnya mereka juga bekerja keras mewujudkan 'mainannya'.

4. Pikiran orang-orang kreatif selalu penuh imajinasi dan fantasi, tapi mereka juga tak lupa untuk tetap kembali ke realitas. Mereka mampu menelurkan ide-ide gila yang belum pernah tercetus oleh 6 milyar manusia lain, tapi yang membuat mereka bukan sekedar pemimpi di siang bolong adalah usaha mereka untuk menjembatani dunia khayalan mereka dengan kenyataan sehingga orang lain bisa ikut mengerti dan menikmatinya.

5. Orang-orang kreatif cenderung bersifat introvert dan ekstrovert. Pada kebanyakan orang lain, biasanya ada satu sifat yang cenderung lebih mendominasi perilakunya sehari-hari, tapi kedua sifat itu tampaknya muncul dalam porsi yang setara pada orang-orang kreatif. Mereka sangat menikmati baik pergaulan dengan orang lain (terutama dengan orang-orang kreatif lain yang sehobi) maupun kesendirian total ketika mengerjakan sesuatu.

6. Orang-orang kreatif biasanya rendah hati, namun juga bangga akan pencapaiannya. Mereka sadar bahwa ide-ide mereka tidak muncul begitu saja, melainkan hasil olahan inspirasi dan pengetahuan yang diperoleh dari lingkungan dan tokoh-tokoh kreatif yang menjadi panutan mereka. Mereka juga terfokus pada rencana masa depan atau pekerjaan saat ini sehingga prestasi di masa lalu tidak sebegitu berartinya bagi mereka.

7. Orang-orang kreatif adalah androgini; Mereka mendobrak batas-batas yang kaku dari stereotipe gender mereka. Laki-laki yang kreatif biasanya lebih sensitif dan kurang agresif dibanding laki-laki lain yang tidak begitu kreatif, sementara perempuan yang kreatif juga lebih dominan dan 'keras' dibanding perempuan pada umumnya.

8. Orang-orang kreatif adalah pemberontak, tapi pada saat yang sama mereka tetap menghargai tradisi lama. Tentu sulit menyematkan nilai kreativitas pada sebuah teori atau karya yang tidak mengandung sesuatu yang baru, tapi orang-orang kreatif tidak ingin membuat sesuatu yang sekedar berbeda dari yang sudah ada; Ada unsur 'perbaikan' atau 'peningkatan' yang harus dipenuhi, dan itu hanya bisa dilakukan setelah orang-orang kreatif cukup memahami aturan-aturan dasarnya untuk bisa menerabasnya.

9. Orang-orang kreatif sangat bersemangat mendalami pekerjaannya, tapi mereka juga bisa sangat obyektif menilai hasilnya. Tanpa hasrat yang menggebu-gebu, mereka mungkin sudah menyerah sebelum sempat mewujudkan ide kreatif mereka yang sulit dinyatakan, tapi mereka juga tidak dapat menghasilkan sesuatu yang benar-benar hebat tanpa kemampuan untuk mengkritik diri dan karya sendiri habis-habisan.

10. Orang-orang kreatif pada umumnya lebih terbuka terhadap hal-hal baru dan sensitif pada lingkungan. Sifat ini menyenangkan mereka (karena mendukung proses kreatif), tapi juga membuat mereka sering gelisah -bahkan menderita. Sesuatu yang tidak beres di sekitar mereka, kritik dan cemooh terhadap hasil karya, atau pencapaian yang tidak dihargai sebagaimana mestinya, hal-hal ini mengganggu orang kreatif lebih dari orang biasa. Ketimbang terpaku sejak awal pada satu macam penyelesaian ('cara yang benar'), mereka memulai pemecahan masalah dengan berpikir divergen: Mengeluarkan sebanyak mungkin dan seberagam mungkin ide yang terpikir, tak peduli betapa bodoh kedengarannya.

'

Sumber : http://ngerumpi.com/baca/2009/08/13/sepuluh-kepribadian-ganda-orang-orang-kreatif-copas-nih.html


Soalnya kesepuluhnya kumiliki... Kikikik~

Jumat, 06 November 2009

Tugas Praktikum Biologi! Ganbatte Re!!!


Tabung Thunberg

The Effect of Schistosoma Mansoni Infections on Liver Function in Mice

II. Further Studies on Intermediary Metabolism1

Jack W. Daugherty
The Rice Institute, Houston, Texas, and U. S. Army Tropical Research Medical Laboratory, San Juan, Puerto Rico

The livers of mice infected with S. mansoni showed a reduced ability to oxidize succinic acid despite the fact that endogenous respiration was little affected. The effect on the succinoxidase activity is possibly, in part, attributable to the incorporation within the liver of extra-hepatic tissues, but the existence of a toxic influence by the infection was not ignored. The total nitrogen of infected liver was slightly higher than that of normal liver and an increase in liver collagen accompanied the present infections. No effect of preliminary extracts of infected liver and adult worm were obtained on the succinoxidase system of normal mouse liver. Tyrosinase activity of mouse liver was unaffected by the infection but the glycolytic mechanism was somewhat reduced in activity.


http://www.ajtmh.org/cgi/content/abstract/4/6/1072


Suksinat



Enzim Re!!! Ganbatte cha!

BIOKIMIA ENZIM

Enzim berasal dari kata EN-ZYME yang berarti dalam ragi. Dihubungkan dengan aktivitas enzim dalam ragi, misalnya pada pembuatan tape ketan atau ketela dengan menggunakan ragi roti. Enzim merupakan suatu biokatalis, artinya suatu katalisator yang disintesis oleh organisme hidup. Secara structural enzim adalah protein, sehingga sifat-sifat protein dimiliki oleh enzim, seperti termolabil, rusak oleh logam berat (Ag,Pb,Hg), terganggu oleh perubahan pH.
Aktivitas enzim umumnya bersifat spesifik. Nomenklatur yang mula-mula digunakan sangat sederhana, yaitu dengan mencantumkan akhiran ase pada nama substrat di mana enzim itu bekerja. Misalnya proteinase : yaitu enzim yang bekerja pada protein, lipase : enzim yang bekerja pada lipid, dsb. Ada pula yang mencantumkan akhiran ase pada jenis reaksinya, missal oksidase yaitu enzim yang bereaksi secara oksidasi, reduktase yaitu enzim yang bereaksi secara reduksi. Namun kesemuanya masih memberikan kesimpangsiuran atau kurangtepatnya nomenklatur enzim; sehingga IUB (International Union of Biochemistry) menganut satu aturan kode dengan cara membagi enzim kedalam enam kelas, yaitu :
1. Oksidoreduktase :
Enzim yang mengkatalisis reaksi oksidasi-reduksi antara dua substrat
Ex : katalase (1.11.1.6 Enzim yang bekerja pada H2O2 : disebut H2O2 Oksidoreduktase)

1.1 bekerja pd gugus C-OH
1.4 bekerja pd gugus CH-NH2
1.9 bekerja pd gugus Hem
1.11 bekerja pd gugus H2O2
2. Transferase :
Mengkatalisis pemindahan gugus (selain H) antara sepasang substrat.
Ex : heksokinase (2.7.1.1 Pemindah gugus yang mengandung fosfat, misal ATP : D-heksosa-6 fosfo tranferase)
2.3 pemindah gugus asil trnsfr\
2.7 pemindah gugus fosfat
3. Hidrolase :
Mengkatalisis hidrolisis ikatan ester, eter, peptida, glikosil, anhidrida asam, c-c, c-halida, P-N.
Ex : pseudokolin esterase (3.1.1.8 asilkolin asilhidrolase)
4. Liase :
Mengkatalisis pemindahan gugus dari substrat, meninggalkan ikatan rangkap.
Ex : fumarase (4.2.1.2 L-malat-hidro-liase)
L-malat = fumarat + H2O
5. Isomerase :
Ex : triosafosfat isomerase
5.3.1.1 D-gliseraldehida-3 fosfat keto isomerase
6. Ligase :
Mengkatalisis penggabungan 2 senyawa diikuti oleh pemecahan ikatan piropospat dalam ATP atau senyawa yang sejenis.
Ex : glutamin sintase
6.3.1.2 L-glutamat : amonia ligase (ADP)
ATP – L-glutamat + NH43+ = ADP + ortofosfat — L glutamin

Keterangan :
• Digit I menunjukkan kelas; Digit II menunjukkan sub kelas; Digit III menunjukkan sub sub kelas; Digit terakhir menunjukkan nama Enzim.

KOFAKTOR
Sejumlah besar enzim membutuhkan suatu komponen lain untuk dapat berfungsi sebagai katalis. Komponen ini secara umum disebut kofaktor. Kofaktor dapat dibagi lagi dalam tiga kelompok, yaitu :
a. gugus prostetik
b. koenzim
c. activator (ion-ion logam yang dapat atau mudah terlepas dari enzim)

a. GUGUS PROSTETIK
Adalah kelompok kofaktor yang terikat pada enzim, dan tidak mudah lepas dari enzimnya, Contoh : Flavin Adenin Dinukleotida (FAD) adalah gugus prostetik dari enzim suksinat dehidrogenase

b.KOENZIM
1. Merupakan senyawa organik dengan berat molekul kecil; non protein
2. Stabil terhadap panas
3. Banyak diperlukan untuk aktivitas Enzim kecuali Enzim pencernaan (reaksi hidrolitik)
4. Terikat pada Enzim ada yang secara kovalen (prostetik) kebanyakan non kovalen
5. Dianggap sebagai substrat ke-2 :

Contoh : NAD,NADP,ATP,tiamin pirofosfat

- Pada reaksi Oksidasi – reduksi
Laktat + NAD+ —– piruvat + NADH+ + H+
(ko-substrat)

- berfungsi sebagai reagen pemindah gugus

Ex : D-G + A = A-G + D
Gugus fungsional G dipindah dari molekul D-G, ke molekul penerima A; melibatkan koEnzim;

D-G Co-E A-G

D Co-E-G A

Ex : transaminasi

Klasifikasi koenzim

1. Pemindah gugus H
NAD+ , NADP+, FMN, FAD As. Lipoat, co-Enzim Q
—- kebanyakan derivat vit. B dan adenosin monopospat.

2. Pemindah gugus selain H
 Gula phosphat
 CoA.SH
 KoEnzim folat
 KoEnzim kobomida (vit. B12)
 As. Lipoat
 Thiamin piropospat
 Piridoksal pospat
 Biotin

c. AKTIVATOR
Adalah ion-ion logam yang dapat terikat atau mudah terlepas dari enzim. Contoh K+, Mg++,Mn++, Cu++ atau Zn++

ISOZIM
 Enzim dengan sifat-sifat kimia dan fisika yang berbeda tetapi mempunyai aktivitas katalitik yang sama
 Contoh Isozim : laktat dehidrogenase (mengubah asam keto piruvat menjadi asam laktat)
• Proporsinya berubah secara bermakna dalam keadaan patologik
• Berbeda pada struktur kuartener
• Molekul oligomer terdiri dari 4 protomer dari 2 jenis, H dan M
• Molekul tetrametrik memiliki aktivitas katalitik
• Kemungkinan bentuk/urutan isomer :
HHHH ——- I1
HHHM ——- I2
HHMM ——- I3
HMMM —— I4
MMMM —— I5

ENZIM DALAM DIAGNOSIS KLINIK

* Enzim plasma fungsional :
Ex : lipoprotein lipase, pseudokolin esterase pro Enzim pembekuan dan pemecahan darah
Umumnya disintesis dalam hati; konsentrasi darah, sama atau sudah lebih tinggi dari jaringan
* Enzim plasma non fungsional :
– tidak melakukan fungsi fisioliogik yang dikenal
- substratnya sering tidak terdapat dalam plasma
- kadarnya jauh lebih rendah dari jaringan sehingga dapat membantu diagnostik dan prognostik klinik yang berharga
- berasal dari destruksi eritrosit, leukosit dan sel-sel lain

Penentuan aktivitas Enzim untuk bukti diagnostik :
1. Lipase :
kadar rendah — penyakit hati, def. Vit. A, DM
kadar tinggi — karsinoma pankreas dan pankreatitis akut
2. Amilase :
rendah – penyakit kati
tinggi – obstruksi usus tinggi, parotitis, diabetes, pankreatitis akut
3. Tripsin :
tinggi – penyakit pankreatitis akut (lebih sensitif)
4. Kolin esterase :
rendah — penyakit hati, malnutrisi, infeksi akut, anemia
tinggi — sindroma nefritik
5. Alkalin fosfatase :
tinggi – rakhitis, hiper paratiroidism, sarkoma osteoblastik, ikterus obstruksi,
karsinoma metastatik
6. Fosfatase asam :
tinggi – karsinoma metastatik prostat
7. Trans aminase :
GOT : Glutamic oxaloacetate trans aminase
GPT : Glutamic piruvic trans aminase
Perkiraan GOT — infark miokard
GPT & GOT tinggi — penyakit hati akut
8. Laktat dehidrogenase (LDH) :
tinggi —- infark miokard (dalam 24 jam)
rendah —- leukimia
9. Isosim LDH :
Pengukuran polo isosim
10. Isositrat dehidrogenase (ICD) :
Untuk diagnosis penyakit hati
11. Kreatin fosfokinase :
Untuk diagnosis gangguan otot rangka dan jantung
12. Seruloplasmin :
tinggi —- sirosis, hepatitis, kehamilan
rendah —- penyakit wilson

Reaksi Enzimatis

Reaksi enzimatis dapat digambarkan sebagai berikut

Reaksi : E + S = ES E + P

E = enzim S = substrat ES = kompleks enzim-substrat P = produk

Mekanisme reaksi enzim-enzim ini dapat digambarkan dengan menggunakan :
1. Model Fischer (model kaku)
2. Model Koschland (model konformasi,model fleksibel)

Model Fischer

Model Koschland

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi enzimatis

1. Suhu
- kecepatan reaksi naik jika suhu naik; energi kinetik naik
- Q10 = koefisien temperatur
Ex : Q10 = 2 artinya kecepatan reaksi naik 2x dengan peningkatan suhu 10oC dan
kecepatan menjadi 1/2 dengan penurunan 10oC (pada kontraksi otot
jantung)
2. pH
- umumnya aktivitas Enzim optimum pada pH : 5.0 – 9.0

Reaksi

Enz- + SH+ —– EnzSH —– P + Enz

Pada pH rendah, Enz kehilangan muatan -

Enz- + H+ —– EnzH

Pada pH tinggi, SH mengionisasi

SH+ ——- S + H+

3. Substrat
E
S ——– P

Ditinjau kerja enzim pada substrat tunggal. Kadar substrat dinaikkan, kecepatan reaksi enzim meningkat bila kadar substrat terus dinaikkan, pada kadar substrat tertentu dicapai kecepatan reaksi enzim yang maksimal (Vmaks). Setelah Vmaks dicapai, penambahan substrat tidak lagi meningkatkan kecepatan reaksi enzim.
Km : konstante michaelis
- Adalah konsentrasi substrat yang mempunyai kecepatan reaksi 1/2 dari V maks
- rumus persamaan Michaelis. Menten

Vmaks (S)
V1 = —————
Km + (S)

A. Jika [S] sangat kecil dibanding Km (titik A). penambahan (S) ke Km pada bagian penyebut sangat sedikit berubah, karena Vmaks dan Km konstan, dapat ditulis dengan K

Vmaks (S) Vmaks(S)
V1 = ————— = ————— = K(S)
Km+(S) Km

Sehingga jika (S) sangat kecil untuk menghasilkan Km, kecepatan V1 tergantung
pada (S)

B. Jika [S] jauh lebih besar dari Km. Penambahan Km ke (S) pada penyebut, sangat sedikit berubah. Km dapat dihilangkan.
Vmaks (S) Vmaks(S)
V1 = ————– = ————— = Vmaks
Km+(S) (S)
Jadi kecepatan = Vmaks = maksimal
C. Jika (S) = Km

Vmaks(S) Vmaks(S) Vmaks(S) Vmaks
V1 = ———— = ————- = ———— = ————
Km+(S) (S) + (S) 2(S) 2

Jadi V1 = ½ Vmaks

Penentuan Km dan Vmaks menggunakan bentuk linier dengan persamaan Michaelis-Menten

Vmaks (S)
V1 = ————-
Km + (S)
Dibalik
1 Km + (S)
—– = —————
V1 Vmaks (S)

1 Km 1 (S)
—- = ——— . ——- + ————-
Vi Vmaks (S) Vmaks (S)

1 Km 1 1
—- = ——— . ——- + ———-
Vi Vmaks (S) Vmaks

Persamaan garis lurus

1 Km 1
Y = —— ; a = ———- ; b = ———
Vi Vmaks Vmaks

Km dapat ditentukan dengan :
1. plot line weaver – Burk (grafik )
2. cara Eadie dan Hofster

Vi 1 Vmaks
—- = – Vi . —— + ———
(S) Km Km

Vi Vmaks
Y = ——- , titik potong pada Y = ——–
(S) Km

X = Vi , titik potong pada X = Vmaks

Kemiringan = – 1/Km

4. Inhibitor
Berdasarkan daya kerjanya, maka dibedakan 2 macam inhibitor
a. inhibitor kompetitif
b. inhibitor non kompetitif

a. inhibitor kompetitif atau analog substrat
- mempunyai bentuk molekul yang mirip substrat
- misal : malonat(I) dgn suksinat (S) thd suksinat dehidrogenase
suksinat dpt dihidrolisis menjadi fumarat, malonat tdk dapat.
- terjadi pada daerah katalitik; struktur mirip dengan substrat
- sifat : reversibel

- kerja inhibitor
EnzI (inactive) —— Enz + PEnz
Enz

EnzS (active) —— Enz + P

 inhibitor non kompetitif reversibel
- tidak ada persaingan antara S dan I
- menurunkan Vmaks, tetapi tidak mempengaruhi Km
- terbentuk komplek EnzS dan EnzIS
- sifat : irreversibel

EnzI

Enz EnzIS —– Enz + P

EnS

Enz + P

Inhibitor irreversibel
- Racun Enzim seperti : yodoasetamid
Ion logam berat (Ag+, Hg+)
Oxidant dsb
Dapat mengurangi aktivitas Enzim
– tidak terdapat persamaan struktur dengan S, sehingga peningkatan (S) , umumnya
tidak menghilangkan penghambatan ini

Pro enzymes atau zymogen
 enzym yang belum aktif (prekursor Enzim)
 ex : pro kimo tripsin (245-aminoase residu poli peptida)
 pengaktifan pro kimo tripsin menjadi -kimo tripsin melibatkan 3 tempat proteolitik dan pembentukan senyawa antara aktif yaitu -kimo tripsin

Peran ion logam
Ion logan berperan penting pada struktur dan katalisis protein.
Lebih dari 25 % seluruh Enzim mengikat kuat atau membutuhkan ion logam untuk aktifitasnya.
a. MetalloEnzim dan “Enzim diaktifkan logam”
MetalloEnzim adalah Enzim yang mgd sejumlah ion logam ttt, yang dipertahankan selama proses pemurnian.
“Enzim diaktifkan logam” yi, ENZIM yang tidak mengikat logam dg kuat.
b.Kompleks ternary Enzim-logam-substrat

Terdapat 4 bentuk mineral dalam struktur molekul enzim-substrat:

Enz-S-M M-Enz- S
Jembatan substrat kompleks jembatan-Enzim

M
Enz-M-S S
Enz

Kompleks jembatan kompleks jembatan
logam sederhana logam siklik

Keempat bentuk mungkin untuk Enzim diaktifkan logam. Metalo Enzim tidak mampu membentuk En-S-M

Kompleks jembatan-Enzim (M-Enz-S) :
 logam turut berperan mempertahankan konformasi aktif atau membentuk jembatan logam dengan substrat

PENGATURAN AKTIVITAS ENZIM

Pengaturan aktivitas enzim dilakukan melalui beberapa cara
1. Pembentukan proenzim
2. Pengaturan allosterik
3. Inhibisi umpan balik
4. Modifikasi kovalen

TURN OVER ENZIM (pergantian enzim)

Merupakan pergantian yang lama dengan yang baru, jadi berhubungan dengan sintesis dan degradasi enzim. .Jadi enzim dalam keadaan yang dinamis, berarti yang lama akan selalu diganti yang baru.

 degradasi Enzim melibatkan proses proteolitik yang dikatalisis oleh Enzim lain
 kemampuan Enzim untuk degradasi proteolitik tergantung pada konformasi. Konformasi dipengaruhi oleh : substrat, koEnzim dan ion logam
Sintesis Enzim ditekan oleh :
 Produk akhir : molekul kecil seperti purin or asam amino
Misal : adanya histidin dalam medium Salmonella typhimurium menekan sintesis
semua Enzim yang mengikat biosintesis histidin.
Sebaliknya bila histidin dihilangkan sintesis Enzim normal
 Katabolit : senyawa antara dalam rangkaian reaksi yang diikat Enzim katabolik

perubahan pro Enzim menjadi Enzim :
oleh Enzim proteolitik atau ion H+

Mengapa Enzim tertentu di sekresi dalam bentuk tidak aktif ?
• diperlukan tidak setiap waktu (intermitent)
ex : Enzim untuk pembentukan dan pemecahan bekuan darah
pada proses pencernaan : waktu-waktu tertentu dan teratur dapat diprediksi
• melindungi jaringan asal (tempat penyimpanannya) dari autodigesti

http://brantas1984.wordpress.com/2009/05/02/biokimia-enzim/

Rabu, 04 November 2009

Tugas! Ganbatte Re!!!!!!

Sesuai dengan tugas kali ini, kita diminta untuk melihat minyak bumi dari aspek biologis, kimia, dan fisis! singkat aja ya....

~biologis
Tau kan kalo minyak bumi berhubungan banget sama yang namanya plankton? Nah, kaitan biologi dengan minyak bumi adalah...
1) untuk mengetahui apakah disuatu tempat terdapat minyak bumi, Radiolaria dan Foraminifera digunakan sebagai "identitas". Misalnya disuatu tempat terdapat foram dan radiolaria dalam jumlah banyak, artinya disana kemungkinan terdapat banyak minyak bumi. Gambarnya? Cekidot!

ini radiolaria dan foram.

Tapi sebanyak-banyaknya mereka, gak menamin kalo di tempat itu banyak minyak bumi.

2)AH! Untuk ngebersihin tumpahan minyak, bisa digunakan bioremediasi, menggunakan bakteri-bakteri. SImak kata tante wiki,

Jenis-jenis bioremediasi adalah sebagai berikut:

  • Biostimulasi
Nutrien dan oksigen, dalam bentuk cair atau gas, ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar untuk memperkuat pertumbuhan dan aktivitas bakteri remediasi yang telah ada di dalam air atau tanah tersebut.
  • Bioaugmentasi
Mikroorganisme yang dapat membantu membersihkan kontaminan tertentu ditambahkan ke dalam air atau tanah yang tercemar. Cara ini yang paling sering digunakan dalam menghilangkan kontaminasi di suatu tempat. Namun ada beberapa hambatan yang ditemui ketika cara ini digunakan. Sangat sulit untuk mengontrol kondisi situs yang tercemar agar mikroorganisme dapat berkembang dengan optimal. Para ilmuwan belum sepenuhnya mengerti seluruh mekanisme yang terkait dalam bioremediasi, dan mikroorganisme yang dilepaskan ke lingkungan yang asing kemungkinan sulit untuk beradaptasi.
  • Bioremediasi Intrinsik
Bioremediasi jenis ini terjadi secara alami di dalam air atau tanah yang tercemar.


Di masa yang akan datang, mikroorganisme rekombinan dapat menyediakan cara yang efektif untuk mengurangi senyawa-senyawa kimiawi yang berbahaya di lingkungan kita. Bagaimanapun, pendekatan itu membutuhkan penelitian yang hati-hati berkaitan dengan mikroorganisme rekombinan tersebut, apakah efektif dalam mengurangi polutan, dan apakah aman saat mikroorganisme itu dilepaskan ke lingkungan.


3) bahas si empunya minyak bumi : PLANKTON.
Plankton bukan yang di spongbob lho, tapi ini tentang plankton asli. plankton ini sering muncul di laut dalam bentuk marine snow, sejenis serihan berupa plankton yang udah mati, kemudian mengendap di bawah. jutaan tahun kemudian, plankton yang terkubur itu udah jadi minyak bumi deh,,,,
Cekidot nih.

Actor,


Real Life,



Marine SNow





Mungkin Cuma itu aja, ntar diupdate deh...

~Kimia
Jelas banget hubungannya antara kimia dengan minyak bumi.
1) minyak Bumi dibahas dalam kimia organik

Dalam bidang kimia, hidrokarbon adalah sebuah senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H). Seluruh hidrokarbon memiliki rantai karbon dan atom-atom hidrogen yang berikatan dengan rantai tersebut. Istilah tersebut digunakan juga sebagai pengertian dari hidrokarbon alifatik.

Sebagai contoh, metana (gas rawa) adalah hidrokarbon dengan satu atom karbon dan empat atom hidrogen: CH4. Etana adalah hidrokarbon (lebih terperinci, sebuah alkana) yang terdiri dari dua atom karbon bersatu dengan sebuah ikatan tunggal, masing-masing mengikat tiga atom karbon: C2H6. Propana memiliki tiga atom C (C3H8) dan seterusnya (CnH2·n+2).

Jenis hidrokarbon

Pada dasarnya terdapat tiga jenis hidrokarbon:

  1. Hidrokarbon aromatik, mempunyai setidaknya satu cincin aromatik
  2. Hidrokarbon jenuh, juga disebut alkana, yang tidak memiliki ikatan rangkap atau aromatik.
  3. Hidrokarbon tak jenuh, yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap antara atom-atom karbon, yang dibagi menjadi:

Tiap-tiap atom karbon tersebut dapat mengikat empat atom lain atau maksimum hanya 4 buah atom hidrogen. Jumlah atom hidrogen dapat ditentukan dari jenis hidrokarbonnya.

Itulah kata tante wiki, http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrokarbon

Kalo ada ide ntar ta' update lagi.

~Fisika
Kayaknya susah sih ngaitinnya tapi ada satu yang pasti berkaitanm dengan fisika : alat dan cara menambang petrol.

Cara mengebor minyak bumi

Berbicara tentang energi tentu tidak bisa lepas dari minyak bumi, ketergantungan kita terhadap minyak bumi terus berlangsung hingga saat ini. Minyak bumi bisa didapat dengan cara pengeboran baik di darat aupun lepas pantai.

Proses pembentukan minyak bumi

minyak bumi terbentuk dari sisa-sisa tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati sejak zaman dahulu, diperkirakan sekitar 10 sampai 600 juta tahun yang lalu. Setelah organisme tersebut mati, jasad mereka tertinggal di cekungan dasar laut membentuk endapan lumpur yang kaya akan lumpur organik.

Setelah beribu-ribu tahun lumpur organik tersebut terkubur dan termampatkan oleh lapisan sedimen diatasnya dan berlahan-lahan berubah menjadi senyawa komplek campuran antara hidrogen dan karbon. Campuran senyawa kompleks inilah yang kita kenal sebagai minyak bumi.

Proses pencarian minyak bumi

Proses pencarian (eksplorasi) minyak dari perut bumi dilakukan oleh ahli geologis. Cara modern yang digunakan oleh geologis dalam mencari minyak bumi dengan menggunakan pencitraan satelit dan menganalisa permukaan bebatuan. Setelah geologis melakukan serangkain analisa dan menyatakan bahwa dilokasi tersebut ada minyak maka tugas selanjutnya diambilalih oleh Ahli geofisika.


Para ahli geofisika mempelajari sifat-sifat fisik dari lapisan tanah. Berbagai metode digunakan dalam tahapan ini untuk mendukung hasil yang telah didapat oleh ahli geologis. Peralatan yang digunakan untuk pencarian minyak bumi ini seperti Gravimetry (untuk mengukur adanya aliran minyak karena adanya sedikit perbedaan grafitasi bumi), Magnetometry (untuk mengukur perubahan medan magnetik akibat adanya aliran minyak), dan Sniffers yang berupa alat elektronik yang digunakan untuk mendeteksi bau hidrokarbon. Yang paling sering digunakan adalah seismologi.


Cara kerja seismologi untuk mencari minyak bumi.

Seismologi bisa digunakan untuk mencari cadangan minyak bumi baik di darat maupun di laut. Bagian utama seismologi yaitu pemicu getaran dan penerima sinyal. Pemicu getaran ada seperti Compressed-air gun (khusus di gunakan untuk ekplorasi lepas pantai), Thumper truck (untuk esplorasi minyak di daratan), dan bahan peledak.




Bunyi atau getaran yang dihasilkan oleh Thumper truck memancar kan sinyal atau gelombang bunyi, sinyal akan kembali dipantulkan kembali oleh batas antar lapisan batuan yang berbeda ditangkap oleh geophone, data kemudian di kirim ke truk yang berfungsi sebagai pusat kendali. Dengan mendeteksi pantulan tersebut para ahli bisa menggambarkan bisa menggambarkan peta susunan batuan di bawah permukaan bumi untuk menemukan cadangan minyak.


Proses pengeboran minyak bumi

Jika cadangan minyak bumi positif pada suatu lokasi maka proses pengeboran mulai di lakukan. Berikut ini bagian bagian peralatan Rig yang digunakan untuk mengebor di daratan.

  1. Hoist attachment (1), Derrick (2), Traveling block (3), Hook (4), Injection head (5), Mud injection column (6), Turntable driving the drilling pipes (6), Winches (7), Motors (8), Mud pump (9), Mud pit (10), Drilling pipe (11), Cement retaining the casing (12), Casing (13), Drill string (14), Drilling tool (15).
  2. Rig digunakan untuk mengebor dengan kedalaman 2000 sampai 4000 meter tapi ada juga yang sampai 6000 meter. Rig dilengkapi mata bor dengan diameter 20 sampai 50 sentimeter. Mata bor ini yang berputar menembus perut bumi.

Sumber: mssedu

diambil dari http://berita-iptek.blogspot.com/2008/08/cara-mengebor-minyak-bumi.html

Mungkin hanya itu tugas kali ini, semoga bermanfaat! GERO!!!